Selasa, 03 Agustus 2010

Ketahanan Nutrisi
Oleh : Soen'an Hadi Poernomo *)
Setelah memperoleh jaminan hidup, manusia mengharapkan mendapatkan jaminan kebahagian. Manusia memang membutuuhkan makanan untuk metabolisme, sehingga memperoleh energi untuk tetap hidup. Namun dalam menjalani kehidupan tentu buth kesehatan fisik maupun non-fisik. Oleh karenanya, di tubuh kita tidak hanya memerlukann karbohidrat, dari padi atau jenis biji-bijian lainnya. Setiap individu tentu memerlukan vitamin dan unsur gizi lainnya.
Atas dasar itulah, maka kiranya memang diperlukan ketahanan pangan, atau Food Security. Oleh karenanya, sekarang pemerintah di dunia sepakat untuk memerangi kelapran, hingga tercapai separuh terselesaikan dalam tahun 2015. Dan lebih dari itu, tentu diperlukan pula ketahanan nutrisi atau Nutrition Security. Dengan demikian maka kebutuhan psikologi dasar yang disampaikan oleh Abraham Maslow dalam tangga Psycological Needs nya, menyebut pangan, dapat diartikan kini kuantitati. Dalam jumlah maupun mutu pangan yang dikonsumsi.
Pada jaman baheula, masa primitif, manusia hidup memerlukan otot yang kuat, untuk berburu di hutan, mendaki bukit atau mengangkat beban yang berat. Pada masa kini, tentu saja kesehatan dan kekuatan masih juga diperlukan, untuk menjalani kehiupan yang didera kesibukan. Namun lebih dari itu, untuk mampu bersaing dalam hidup, dibutuhkan pula kecerdasan nalar, kreatifitas, olah pikir yang piawai. Memang target hidup ini harus diperoleh dari pendidikan, pelatihan dan pengalaman. Namun lebih dari itu, secara biologis harus didukung pula dengan asupan nutrisi yang sesuai.
Berbicara tentang kecerdasan, umumnya tentu mengaitkannya dengan protein. Zat putih telur ini tentu bisa diperoleh dari nabati, seperti kedelai dan kacang-kacangan. Namun lebih banyak lagi dari hewani, bisa ayam, sapi, kambing atau ikan. Masing-masing tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Telur kaya aneka ragam asam amino, susu memiliki kalsium dan vitamin D. Adapun ikan memang mudah mengalami kemunduran mutu, karena kadar airnya yang tinggi dan struktur dagingnya yang khas. Tapi kelebihannya, ia menyimpan asam lemak Omega-3 yang mencerdaskan, dan melawan kolesterol yang ditakuti oleh penyyuka daging.
Terlepas dari itu semua, karena Tuhan memberikan kelebihan subyektifitas kenikmatan rasa, tentu sangat tergantung pada selera. Karena masa kini menikmati hidangan adalah perpaduan antara pertimbangan rasional, sosial dan budaya. Kecukupan fisik agar kenyang, pertimbangan gizi agar menikmati kebahagian. Maka dua hal patut menjadi pertimbangan bagi yang kekurangan, yakni Food Security dan Nutrition Security.

*)Anggota Dewan Pakar Masyarakat Perikanan Nusantara (MPN)
Alamat : Jl. Tawes Dalam No. 1 Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Telp : 021-7807668
HP : 08161933911
e-mail : soenanhp@yahoo. com

Senin, 10 Mei 2010

Tsunami Menabur Bakau
Cerita Ini berangkat dari perjuangan seorang Victor Emanuel Rayon, 60 tahun, yang akrab disapa Baba Akong. Dia dengan gigih me lestarikan lingkungan dengan menanam pohon bakau di lahan seluas lebih dari 23 hektare. Semangat ini berawal dari bencana tsunami yang terja di pada 12 Desember 1992 di Flores, Nusa Tenggara Timur. Tsunami Itu menenggelamkan desanya, Ndete, Kecamatan Magepanda, Sikka, NTT.
Kejadian pahit yang membekas itu mendorongnya untuk menanam pohon bakau di sepanjang pantai di daerahnya. Bersama Istrinya, la gigih berjuang menghijaukan kembali pesisir Pantai Ndete. Selama bertahun-tahun, ke-duanya tidak peduli para tetangganya mencibir dan menganggap gila. Orang bilang, mengapa tidak menanam tanaman lain yang lebih berguna dan menghasilkan uang?" ujar istri Baba Akong suatu ketika.
Waktu berlalu. Akong dan Istrinya membuktikan bahwa tanaman bakau sangat penting untuk menjaga ekosistem pantai. Setelah Pantai Ndete kembali hijau, jumlah tangkapan ikan nelayan lebih banyak. Orang-orang yang semula mencibir berbalik mendukungnya. Kini, sekitar 2.000 orang terlibat dalam gerakan penghijauan yang diprakarsai Akong. Perjuangan-itu awalnya tidak dibiayai oleh pemerintah atau orang lain.
Biaya perawatan dan pembibitannya dari uang hasil menjual ikan. Ia menjaga hutan bakaunya, siapa pun tidak boleh menebang bakau atau menembak burung-burung yang ada di dalam hutan tersebut Dia sempat beradu mulut dan berkelahi dengan prajurit Angkatan Laut yang hendak mencuri kayu dalam hutan bakau.
Beberapa kali la mendapat penghargaan dari pemerintah setempat dan dinominasikan meraih Kalpataru. Apa yang dilakukannya merupakan sebuah motivasi. Kehancuran yang didapatnya dari sebuah bencana tidak membuatnya larut dalam kekalutan. Dia bangkit dan berupaya melestarikan alam yang telah memberinya nafkah hidup.
Sumber : Koran Tempo 09 Mei 2010, hal. A22